Hayya ‘Ala Khayril Amal dalam Azan
Muncul tuduhan bahwa orang-orang Syiah menambahkan dalam azannya: Hayya ‘ala Khayril ‘Amal.
FIQIH
9/29/20253 min read


Muncul tuduhan bahwa orang-orang Syiah menambahkan dalam azannya: Hayya ‘ala Khayril ‘Amal. Ucapan itu tidak diajarkan Nabi Muhammad saw dan termasuk bid’ah. Hayya ‘ala khayril ‘amal bukan tambahan, tetapi kalimat yang diajarkan Nabi Muhammad saw. Kemudian dihilangkan oleh salah satu mazhab dalam Islam. Syiah mempertahankan sunnah Nabi Muhammad saw dan menjadikannya sebagai syi’ar mazhabnya.
Perhatikan dalil-dalil ini: Azan yang dipraktekkan oleh Ahlussunnah, tanpa Hayya ‘ala Khayril ‘Amal diriwayatkan oleh Abu Dawud, Ibn Majah, dan Al-Turmudzi. Dikisahkan bahwa kalimat-kalimat azan itu diperoleh melalui mimpi (Abdullah bin Zaid, atau Umar bin Khattab atau empat belas sahabat lainnya dengan riwayat yang saling bertentangan). Selain semua sanadnya ada saja mengandung kelemahan(majhul, dha’if, munkar, munqathi’ dan sebagainya), penetapan syariat melalui mimpi sahabat adalah kemusykilan yang besar. Ibnu Hajar dalam Fath al-Bari 2: 62 menulis, “Sesungguhnya sulit menerima penetapan hukum lewat mimpi Abdullah bin Zaid karena mimpi selain Nabi saw tidak bisa menjadi dasar syara.”[1]
Berikut ini hadis-hadis tentang Hayya ‘ala Khayril ‘amal melalui Abdullah bin Umar, Sahl bin Hunayf, Bilal, Abu Mahdzurah, ibn Abi Mahdzurah, Zaid bin Arqam.
Dari Nafi’, ia berkata: Ibnu ‘Umar kadang-kadang setelah membaca Hayya ‘Alal Falah di belakangnya ia membaca Hayya ‘ala khayril amal (Sunan al-Baiyhaqi 1: 624, hadis no 1991).
Dari Laits bin Sa’ad dari Nafi’: Ibnu Umar tidak pernah berazan dalam safarnya. Kadang-kadang setelah Hayya ‘alal Falah ia mengucapkan Hayya ‘ala khayril ‘Amal (Sunan al-Baiyhaqi 1: 624, hadis no 1991).
Al-Baihaqi meriwayatkan hadis tentang Hayya ‘Ala Khayril ‘Amal dalam azan dari Abu Umamah, dari Sahl bin Hunayf (Sunan Al-Baihaqi 1: 425). Ibn Al-Wazir, dari Al-Muhibb al-Thabari al-Syafi’i dalam kitabnya Ihkam al-Ahkam, menulis, “Sebutan Hayya ‘ala Khayril ‘Amal berasal dari hadis Shadaqah bin Yasar, Abu Umamah, Sahl bin Hunayf; jika ia berazan ia mengucapkan Hayya ‘Ala Khayril ‘Amal. Dikeluarkan dari Sa’id bin Manshur (Mabadi al-Fiqh al-Islami, halaman 38).
Dari Abdullah bin Muhammad bin Ammar, …dan seterusnya dari Bilal: Bilal berazan pada waktu subuh dengan mengucapkan Hayya ‘Ala Khayril ‘Amal. Kemudian Nabi saw memerintahkan Bilal untuk menggantinya dengan Al-Salatu khayrun min al-Nawm, sebagai pengganti Hayya ‘ala khayril ‘Amal (Majm’ al-Zawaid 1: 330, dari Al-Thabrani dalam Al-Kabir; Mushannaf Abd al-Razaq 1: 460 hadis 1787; Sunan al-Baihaqi 1: 625 hadis 1994; Muntakhab al-Kanz hamisy Musnad Ahmad 3: 286). Jelas Al-Salatu khayrun min al-Nawm ditambahkan para ahli hadis (mudraj) karena Al-Salatu khayr min al-Nawm ditambahkan puluhan tahun setelah Nabi saw meninggal dunia (Muwaththa Malik 46; Sunan al-Daruquthni, Mushannaf Abd al-Razaaq 1: 474, 475; Muntakhab al-Kanz 3:278).
Di situ disebutkan bahwa ‘Al-Salatu khayr min al-Nawm itu bid’ah, begitu menurut
Al-Turmudzi dan Abu Dawud dan lain-lain). Muhammad bin Manshur dalam kitabnya Al-Jami’ dengan isnad dari orang-orang yang disukainya dari Abu Mahdzurah, salah seorang muadzin Rasulullah saw. Ia berkata: Rasulullah saw memerintahkan aku mengucapkan dalam azan Hayya ‘ala Khayril ‘Amal.
Dalam riwayat dari Abdul Aziz bin Rafi’ dari Abu Mahdzurah, ia berkata: ketika aku kecil, berkata kepadaku Nabi Muhammad saw: Jadikan akhir azanmu Hayya ‘ala Khayril ‘Amal (Al-Bahr al-Zukhar 2: 192; Mizan al-I’tidal 1: 139; Lisan al-Mizan 1: 268).
Diriwayatkan bahwa Zaid bin Arqam mengucapkan dalam azan Hayya ‘ala Khayr al-’amal (al-Imam al-Shadiq wa al-Madzahib al-Arba’ah 5: 283).
Di samping hadis di atas, ada banyak lagi hadis tentang Hayya ‘ala Khayr al-‘amal dari sahabat-sahabat lainnya: Ali bin Abi Thalib, Abu Rafi’, ‘Aqil bin Abi Thalib, Al-Hasan bin ‘Ali, Al-Husayn bin ‘Ali, Abdullah bin ‘Abbas, ‘Abdullah bin ‘Umar, Jabir bin Abdillah, Abdullah bin Ja’far, Anas bin Malik, Ali bin al-Husayn, Zaid bin Ali, dan lain-lain (baca pengucapan Hayya ‘Ala Khayr al-‘amal sepanjang sejarah Islam pada karya Ali al-Syahristani, Al-Adzan bayn al-Ishalah wa al-Tahrif.[2]
Dengan penelitian yang mendalam, Anda akan segera tahu bahwa Hayya ‘ala Khayr al-‘amal adalah sunah Rasulullah saw yang dijalankan oleh kaum Muslim, terutama pengikut Ahlulbait. Sementara itu, tidak dicantumkannya Hayya ‘ala Khayr al-‘amal dalam azan bukan saja pengabaian akan sunah, tetapi juga bid’ah itu sendiri. ***
Note
[1] Lihat Kemusykilan Azan pada buku Al-Mushthafa karya Jalaluddin Rakhmat, halaman 87.
[2] Ali al-Syahristani, Al-Adzan bayn al-Ishalah wa al-Tahrif (Beirut: Muassasah al-A’lami, 2004).