Kata Pengantar buku Tragedi Karbala dan Menjawab Berbagai Keraguan Tentangnya

Dalam pandangan para pengamat Syiah, wacana yang memegang parameter pertama adalah pandangan yang dimiliki oleh para penganut Syiah terhadap tragedi padang Karbala dan hubungan langsung serta terilhaminya revolusi-revolusi berdarah yang terjadi di kalangan para Syiah dengan tragedi padang Karbala yang terjadi pada tahun 61 Hijriah ini.

ASYURA

ALI ASHGAR RIDHWANI

7/4/20254 min read

Maktab Tasyayyu' atau Mazhab Ahlulbait memiliki faktor-faktor dan peran-peran penting yang mampu menggiringnya untuk meraih dan mendulang kemenangan, dengan faktor-faktor inilah sehingga maktab ini tidak saja mampu menjaga dan mempertahankan dirinya dari cengkeraman dan ancaman tangan tangan musuhnya, bahkan hal-hal tersebut jualah yang telah menjadikannya semakin hari semakin dewasa, berkembang dan mampu menyadarkan masyarakat Islam lainnya dari tidur mereka yang lelap. Dan salah satu dari faktor penting tersebut adalah ritual Asyura.

Kebangkitan Imam Husain As dan ritual Asyura merupakan sepercik semangat yang mampu memantik dan membangunkan bangsa-bangsa untuk melakukan revolusi dan memberikan perlawanan mereka di hadapan kekuatan-kekuatan tirani dan arogan, karena dengan memperhatikan slogan-slogan Husain As yang sarat dengan semangat, keberanian, antusiasme, sekaligus diiringi dengan kelembutan seperti "Pantang hina", "Sesungguhnya aku ingin melakukan amar makruf dan nahi munkar" dan sebagainya telah mampu memicu munculnya kekuatan di dalam diri manusia untuk berontak di hadapan pelanggaran hak-hak asasi manusia dan memberanguskan segala penyimpangan yang terjadi di dalam agama Islam yang suci. Kita bisa menyaksikan contoh dari hal ini dengan baik pada Revolusi Islam yang terjadi di negara Iran dalam perlawanannya versus Irak, bahkan pada perlawanan-perlawanan dan revolusi-revolusi yang terjadi di Negara negara Islam dan non Islam lainnya.

Pada bulan Desember tahun 1984 Fakultas Sejarah Universitas Tel Aviv bekerjasama dengan Lembaga Observasi Syiluhah--sebuah Lembaga Penelitian Swasta yang memiliki hubungan dengan rezim Yahudi--menyelenggarakan sebuah konferensi yang dihadiri oleh sekitar tiga ratus pengamat Syiah Dunia tingkat pertama, di mana dalam waktu yang relatif singkat, yaitu selama tiga hari, mereka mampu menyajikan tiga puluh buah makalah.

Berdasarkan perkataan Martin Cramer, salah satu dari pengamat Syiah Dunia yang adalah juga ketua panitia penyelenggara konferensi ini, tujuan utama diselenggarakannya konferensi ini tak lain adalah untuk mengenal pemahaman-pemahaman asasi yang berlaku dalam kultur dan kebudayaan Syiah Itsna Asyar (Syiah Dua Belas Imam atau Syiah Imamiyah). Kemudian mengidentifikasi Revolusi Islam yang terjadi di Negara Iran. Orang-orang penting yang hadir di dalam konferensi ini bisa disebutkan antara lain seperti Daniel Brumberg, Marvin Zunis, Michael M. J. Fisher, Bernard Lewis, Martin Cramer sendiri, serta para pengamat Syiah dan para pengamat Orientalis lainnya.

Makalah yang mereka sajikan pada konferensi ini seratus persen merupakan makalah yang detail, observatif, bersandar pada teks-teks penelitian yang paling rumit, dan berisi tentang metode-metode paling mendalam dalam menganalisa agama, aliran, mazhab, kultur dan peradaban. Pada ceramah pembukaannya, Martin Cramer sebagai ketua panitia menyebutkan bahwa tujuan pokok dari pengidentifikasian pemahaman-pemahaman mendasar dalam kultur Syiah adalah untuk mengenal revolusi Islam.

Setelah melakukan berbagai pembahasan dan analisa, konferensi ini menyimpulkan adanya dua pemahaman penting dan fundamen yang menjadi titik poin parameter wacana, analis, serta indikasi.

Dalam pandangan para pengamat Syiah, wacana yang memegang parameter pertama adalah pandangan yang dimiliki oleh para penganut Syiah terhadap tragedi padang Karbala dan hubungan langsung serta terilhaminya revolusi-revolusi berdarah yang terjadi di kalangan para Syiah dengan tragedi padang Karbala yang terjadi pada tahun 61 Hijriah ini.

Dalam konferensi ini diketengahan pula persoalan-persoalan yang berkaitan dengan Imam Husain As, dimana salah satunya berupa sebuah makalah yang bertajuk "Tasyayyu' dalam Riwayat Imam Khomeini". Makalah ini ditulis oleh Marvin Zunis dan Daniel Brumberg. Pada sebagian dari makalah ini dituliskan:

"Penegasan syahadah dalam akidah dan keyakinan Imam Khomeini menunjukkan bahwa syahadah memegang peran penting dan istimewa dalam mazhab Syiah. Meski pun pemahaman syahadah merupakan suatu hal yang tidak asing pula dalam pemikiran para penganut Sunni, akan tetapi di dalam aliran ini pemahaman syahadah tidak mempunyai posisi yang fundamental dan asasi, karena Islam Sunni tidak terilhami oleh seorang sosok agamis semacam al-Husain (As) yang rela mengorbankan dirinya di jalan akidah dan keyakinannya. Akan tetapi, tidak demikian halnya dengan yang terjadi dalam pemikiran Tasyayyu' Itsna Asyar, tema kesyahidan al-Husain (As) hingga kesyahidan seluruh Aimmah (As) merupakan sebuah persoalan yang sangat prinsip. Husain (As) dengan pengorbanan yang dipersembahkannya di jalan Islam telah mampu menempatkan dan menentukan kewajiban-kewajiban yang harus diemban dalam pundak pundak generasi-generasi Syiah selanjutnya, sedemikian sehingga mereka memiliki slogan terkenal yang berbunyi, 'Seluruh tahun adalah Muharram, seluruh hari adalah Asyura, dan seluruh bumi adalah Karbala'. Dengan artian bahwa peringatan syahidnya al-Husain (as) akan senantiasa diingat dan dikenang oleh mereka dengan prosesi dan ritual-ritual yang menggelora dan sarat dengan kandungan-kandungan hakiki Karbala untuk mengagungkan kesyahidan beliau. Dan tema inilah yang telah memberikan warna, kandungan dan sensasi yang luar biasa dalam pemahaman mazhab Tasyayyu'."

Dalam seminar lain yang dihadiri oleh orang-orang penting seperti Michael Foucault, Clear Barier, Pierer Blance –dua orang terakhir adalah wartawan ternama dari surat kabar Perancis- mengemukakan persoalan-persoalan yang sangat sensitif dalam kaitannya dengan kebangkitan dan revolusi Imam Husain As serta peran beliau dalam kultur dan peradaban Syiah Imamiah, Clear Barier dalam seminar tersebut mengatakan, "Di Negara Iran, demonstrasi terjadi dalam makna yang hakiki dan riil, oleh karena itu akan lebih tepat apabila kita mengatakannya dengan kata 'Penyaksi'. Di Negara Iran, seluruh masyarakat berbicara tentang Husain, dan siapakah Husain ini sebenarnya?"

Sebagaimana yang telah dikatakan, ketika para musuh ini menyadari akan penting dan urgensinya tragedi Karbala, tradisi Asyura dan pengaruh-pengaruh yang ditimbulkannya pada diri para pengikut Syiah Imamiah, mereka lantas bergerak untuk mengantisipasi dan menggagalkan segala aspek-aspek yang ditimbulkannya dalam bentuk dan ukuran sekecil apapun. Salah satu dari tindakan yang mereka lakukan adalah mencuatkan keraguan-keraguan dalam kaitannya dengan tragedi Karbala dan persoalan-persoalan yang berhubungan dengannya.

Oleh karena itu ada baiknya jika keraguan-keraguan ini kita letakkan sebagai view poin pembahasan dan analis, lalu kita berikan jawaban yang kuat untuknya. Keistimewaan yang dimiliki oleh kitab yang berada di hadapan para pembaca ini adalah karena ia ditulis berdasarkan hal-hal di atas dan memberikan analisa terhadap persoalan-persoalan yang berkaitan dengannya dari pandangan kalam dan sejarah, kitab ini juga mengungkapkan dan menyajikan pembahasannya dalam bentuk yang jelas dengan tetap menjaga prinsip asasi dari titik poin pembahasan, dan analisa bahasannya disertai dengan berbagai argumentasi dari al-Quran, hadis dan argumentasi rasional, dengan demikian akan raib dan hilang-lah media-media serta lahan-lahan yang memunculkan dan menciptakan pelbagai keraguan, di mana salah satunya berkaitan dengan tragedi agung ini.

Kami berharap gerak dan tindakan ini akan mendapatkan setitik perhatian dari Abu Abdillah al-Husain As dan akan memberikan manfaat dalam langkah untuk mencari kebenaran dan hakikat. Penulis mengharapkan dari seluruh pembaca, terutama para ulama dan para cendekiawan untuk memaafkan segala kekurangan dan memberikan saran-saran konstruktif untuk memperbaikinya. Dan pada akhirnya penulis menghaturkan segala rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu tersusunnya kitab ini, semoga segalanya mendapatkan balasan dan pahala dari sisi Tuhan Yang Maha Tinggi. ***