Mengapa Iran Sangat Tangguh?
Iran menggetarkan dunia. Teknologi rudal dan drone Iran begitu maju. Tidak satu negara pun yang memiliki teknologi rudal seperti Iran yang mampu mengorbit keluar atmosphere dan menghujam kesadaran lebih cepat dari tujuh kali kecepatan suara.
RISALAH
KH. Dr. Kholid Al Walid, M.Ag (Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
6/22/20252 min read


Sejak Revolusi 1979 Iran di embargo, tak dapat mengekspor dan tak dapat mengimpor, tak bisa beli bahan makanan, obat-obatan bahkan seluruh pintu bank dunia tertutup. Irak tetangga sebelah dengan dukungan Amerika dan Eropah menyerbu Iran.
Saddam Husein dengan penuh percaya diri ketika memulai perang berpidato di Baghdad: "Hari ini saya berbicara di Baghdad, minggu depan saya akan berbicara di Tehran."
Tapi yang terjadi, malah sebaliknya. Delapan tahun perang berlanjut dan Baghdad justru terkepung. Setan Besar datuknya kezaliman dunia tak ingin Irak jatuh mengancam Iran jika perang tidak dihentikan segera maka Amerika akan mengebom Tehran.
Kini Iran menggetarkan dunia. Teknologi rudal dan drone Iran begitu maju. Tidak satu negara pun yang memiliki teknologi rudal seperti Iran yang mampu mengorbit keluar atmosphere dan menghujam kesadaran lebih cepat dari tujuh kali kecepatan suara.
Israel hari ini babak belur dan hancur lebur diluluhlantakkan rudal-rudal Iran setelah sebelumnya lebih dahulu menyerang Iran dan membunuh jenderal-jenderal Iran beserta masyarakat sipil. Padahal Iran hanyalah membuang sampah rudalnya untuk mengganti gudang rudalnya dengan jenis-jenis baru dan hingga kini Iran belum mengeluarkan rudal terbarunya.
Iran juga memasok senjatanya untuk Hizbullah di Libanon, Hamas di Palestina, dan Ansarullah di Yaman serta mentransformasikan kemampuan teknologinya pada negara-negara tertindas.
Belum lagi jika kita bicarakan perkembangan sains dan teknologi Iran dalam bidang kesehatan, pertanian, fisika yang paling maju dibanding negara-negara lain di Timur Tengah.
Kunci dari semua kemajuan ini adalah sistem Wilayah al-Faqih yang diterapkan sebagai sistem pemerintahan Republik Islam Iran. Bahwa seorang Faqih (Ulama yang telah sampai tingkat Mujtahid Mutlak) menjadi pemimpin tertinggi yang menentukan kebijakan utama negara. Sedangkan posisi Presiden sebagai eksekutif administratif negara.
Wali al-Faqih (Ulama yang memegang otoritas tertinggi) dipilih oleh Majlis Khobregon yang beranggotakan ulama-ulama Mujtahid Mutlak. Tidak ada pemisahan antara Ulama dan Umara seperti di Indonesia. Konsep ketatanegaraan ini mirip kepemimpinan filosof Plato.
Wali Al-Faqih adalah sosok pilihan dan dianggap sebagai keberlanjutan dari prinsip Imamah yang diyakini Syiah. Otoritas penuh dan ketaatan umat atas Wali Al-Faqih membuat Iran menjadi sangat tangguh. Wali Al-Faqih saat ini adalah Imam Ayatollah Sayid Ali al-Khamnei setelah pendahulunya Imam Ayatollah Ruhullah Khomeini.
Sosok yang sangat kharismatik dan memiliki ketinggian ruhaniah dengan kesederhanaan kehidupan duniawinya menjadi panutan bagi rakyat Iran. Perkataannya diikuti dan ditaati, perilakunya menjadi teladan.
Ketaatan kepadanya bukan hanya bagi rakyat Iran, tetapi karena beliau adalah seorang Marja' maka seluruh pengikutnya di seluruh dunia akan sangat taat kepadanya. Dapat dibayangkan kalau beliau mengeluarkan fatwa Jihad maka seluruh dunia akan bergolak.
Karena sistem ini maka silih berganti presiden yang mengelola negara tidak mengubah fondasi, arah dan prinsip negara. Sosok agung Ayatollah Sayid Ali Khamnei menjadi penjaga utama Republik Islam Iran dan membimbing bangsa Iran untuk menjadi bangsa yang maju.
Pada dirinya tergabung kemulian nasab sebagai zuriyah Rasulullah Saw, ketinggian maknawi, kedalaman ilmu, ketaqwaan, kesederhanaan duniawi, kelembutan seorang ayah, keberanian seorang pejuang dan ketegasan seorang pemimpin. Jika Anda berhadapan dengannya maka diri Anda lebur dalam pesona ruhaniahnya yang luar biasa. Sehingga semua akan berebut menjalankan titahnya. Bukan sekadar karena doktrin, tetapi lebih karena kecintaan terhadapnya. ***