Rukun Khutbah

Keringkasan khutbah dan pemilihan kalimat-kalimat yang efektif perlu dipertimbangkan, sehingga tidak membuat jamaah merasa jemu dan bosan.

KHUTBAH

Tim BCAL

7/3/20251 min read

Ungkapan syukur dan segenap pujian kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih, Allah Swt, atas segala limpahan nikmat dan karunia-Nya. Semoga Tuhan Yang Maha Pemurah senantiasa melimpahkan shalawat dan salam kepada manusia terkasih-Nya, Baginda Nabi Muhammad saw, beserta keluarganya yang mulia dan para sahabatnya yang setia.

Dalam agama Islam, kita mengenal khutbah yang dirangkai dengan shalat seperti yang terdapat dalam shalat Jumat dan shalat hari raya, baik Idul Fitri maupun Idul Adha, yang biasa disebut khutbah Jumat dan khutbah hari raya.

Dari segi hukum Islam (fiqih), terdapat perbedaan antara khutbah Jumat dan khutbah hari raya, yaitu seperti berikut:

1. Khutbah dalam rangkaian shalat Jumat adalah rukun, sedangkan khutbah hari raya adalah sunnah. Dengan demikian, jika tidak ada khutbah Jumat maka shalat Jumat menjadi tidak sah. Berbeda halnya dengan shalat hari raya.

2. Khutbah Jumat dilakukan sebelum shalat, sedangkan khutbah hari raya dilakukan setelah shalat.

3. Khutbah hari raya disunnahkan untuk diawali dengan bacaan takbir, sedangkan dalam khutbah Jumat, hal demikian tidak disunnahkan.

4. Dalam khutbah hari raya, bagi jamaah yang mendengarkannya disunnahkan untuk ikut bertakbir ketika khatib membaca takbir. Sedangkan dalam khutbah Jumat, jamaah dilarang berbicara ketika khatib sedang berkhutbah, termasuk mengucapkan takbir.

Di samping itu, ada rukun-rukun khutbah yang mesti diperhatikan, yaitu (1) menyampaikan pujian kepada Allah Swt atau membaca hamdalah, (2) membaca shalawat kepada Nabi Muhammad saw, (3) menyampaikan pesan takwa, (4) mengutip ayat Al-Quran, dan (5) menyampaikan doa untuk kaum Muslim.

Isi khutbah adalah penyampaian pesan-pesan atau nasihat-nasihat yang mengajak dan mengingatkan jamaah untuk menjaga dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah Swt.

Oleh karena itu, harus diupayakan agar khutbah yang disampaikan bisa disimak dan dipahami jamaah, sehingga bisa memotivasi mereka untuk meningkatkan ibadah dan memperbaiki perilaku, atau dengan kata lain, meningkatkan iman dan takwa.

Untuk tujuan tersebut, keringkasan khutbah dan pemilihan kalimat-kalimat yang efektif perlu dipertimbangkan sehingga tidak membuat jamaah merasa jemu dan bosan. Wa mâ taufîqî illâ billâh ‘alaihi tawakkaltu wa ilaihi unîb. ***